Book Review: Selamat Tinggal By Tere Liye


Author Synopsis:

Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.

Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal sifat-sifat buruk lainnya.

Karena sejatinya, Kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.

Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.

Kisah seorang Pemuda bernama Sintong Tinggal yang merantau ke Jakarta mendapat beasiswa di universitas ternama. Singkat cerita, Sejatinya Sintong Tinggal merupakan pemuda dengan bakat menjadi seorang penulis luar Biasa. Namun dalam kehidupan nyata lika-liku menjadi seorang penulis terbebani karena beberapa hal.

Salah satunya cinta terpendam yang tak pernah terbalas oleh Mawar Terang Bintang, Jiwa kepenulisan itu runtuh seketika. Ditambah dengan adanya beban keluarga dari paman Sintong yang merupakan penjaja buku bajakan membuat sintong takut untuk mengeluarkan ide barunya berkreatif dalam bidang sastra. Namun semua berubah ketika bertemu dengan Jess, gadis cantik fakultas ekonomi dengan pertemuan singkat di sebuah toko penuh buku bajakan.

Di kesempatan berbeda Sintong kembali menjadi seorang penulis dengan dorongan dekan fakultas sastra yang memberikannya kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang sudah 6 tahun terbengkalai, namun disisi lain sintong dihadapkan untuk memutuskan keputusan besar dalam hidupnya untuk hidup sebagai penulis yang netral, mempunyai visi serta berprinsip.

Dari novel yang sangat menginspirasi ini, Saya melihat salah satu pesan moral diantaranya;
kejujuran.

Kenapa kejujuran?

Bisa kita lihat penulis sangat menekankan tentang betapa bahaya menggunakan atau membeli barang palsu (bajakan), efeknya sangatlah hebat. Multiplier effect. Membeli barang palsu /bajakan dengan dalih barangnya lebih murah, namun disini penulis membuka mata kita bagaimana kerugian yang bisa ditimbulkan oleh barang bajakan, Tidak hanya penulis atau industri sastra namun juga mental bangsa.

Industri bajakan membuat orang lupa asal usul barang tersebut? Apakah dibuat dengan cara yang legal atau ilegal? Mencuri hak orang lain tanpa persetujuan, lantas menjualnya di pasaran. Penulis bukan hanya rugi secara materiil namun juga moril, Bagaimana jika motivasi penulis hilang? Siapakah yang akan menorehkan goresan tinta diatas kertas putih? Jika tak ada penulis, Apa yang akan di baca oleh bangsa ini?

Dalam Islam kita diajarkan untuk senantiasa berbuat dan berkata jujur, Sesuai fakta. Karena segala hal yang manjadi haq dan bathil sangatlah jelas berbeda. Yang bathil meskipun dikemas dengan indahnya tetap menjadi bathil. Bahkan mencari ilmu dengan sumber bathil lantas bagaimana hukumnya? Ibarat kita mencuri untuk kebaikan? Apakah bisa perbuatan mencuri ini menjadi indah dan bagus? Tidak.

Akhir kata, Saya berterima kasih sekali kepada Tere Liye yang telah menyadarkan saya tentang fakta sepele namun dengan imbas luar biasa. Serta kepada para pembeli atau pengedar buku, barang, tas, sepatu, baju palsu di seluruh dunia. Pentingnya arti kejujuran baik dalam perkataan dan perbuatan.

Rakkaudella,
FJ

Books review lainnya:

Leave a comment