Book Review: Janji By Tere Liye


Kita semua adalah pengembara di dunia ini. Ada yang kaya, pun ada yang miskin. Ada yang terkenal, ternama, berkuasa, juga ada yang bukan siapa-siapa. Ada yang seolah bisa membeli apapun, melakukan apapun yang dia mau, hebat sekali. Ada yang bahkan bingung besok harus makan apa.

Tapi sesungguhnya di manakah kebahagiaan itu hinggap? Dimanakah hakikat kehidupan itu tersembunyi? Apakah seperti yang kita lihat dari luar saja?

Inilah kisah tentang Janji

Kita semua adalah pengembara di dunia ini. Dari hari ke hari. Dari satu tempat ke tempat lain. Dari sutu kejadian ke kejadian lain. Terus mengembara.

Dan kita Pasti akan menggenapkan janji yang satu ini: Mati.

Setelah sekian lama tak menyelesaikan satu buku pun. Alhamdulillah, Kini berhasil menyelesaikan kisah lain yang tak kalah apik karya Tere Liye. Pertama kali buku ini sampai dirumah karena pada saat itu beli ketika diskon, So semangat membaca itu menggebu-gebu namun karena satu dan lain hal buku ini terhenti dihalaman 200an. Tak mengapa, Jiwa ini sudah bisa lagi menampung kisah-kisah baru dalam kehidupan sastra. Haha.

Sesuai dengan judul besarnya, Janji. Janji ini mengisahkan kehidupan Bahar dari masa ke masa, sejak bersekolah di pondok hingga kematian menjemput. Ini mengingatkanku pada kisah Sri Ningsih dengan judul Tentang Kamu, Salah satu novel yang selalu saya kagumi. Meskipun alurnya maju mundur tapi tetap asyik di baca. 🙂

Kisah ini berawal dari 3 murid yang selalu berbuat onar di pondok bernama Hasan, Baso dan Kaharudin. Suatu hari Buya menyuruh mereka untuk mencari seseorang dengan nama Bahar. Ayah buya bermimpi jika ia bertemu bahar di padang pasir tanpa harus berjalan kaki namun mengendarai sebuah bis.

Dari sinilah Hasan, Baso dan Kaharudin mencari jejak dan cerita lama Bahar serta menggali informasi apa saja yang terjadi pada Bahar ketika ia sudah meninggalkan pondok tempatnya belajar. Namun Bahar adalah anak yang nakal seperti mereka jadi tidak banyak kesulitan yang mereka temui meskipun harus berkelahi dengan anak buah Bos Acong, mencari cerita dalam Lapas serta menaiki bis untuk mengantar orang nikah sembari menggali informasi jejak terakhir bahar sana-sini. Karena Buya tidak memberikan satu clue apapun.

Cerita ini membuatku merasa lebih hidup lagi sama halnya kisah mencari jejak Sri Ningsih. Bukan karena ceritanya saja yang mengalir, Tapi juga emosi yang ikut terlibat ketika mendalami karakter seorang Bahar.

Lagi-lagi Tere Liye membuatku kagum dengan caranya menyampaikan suatu kisah dengan pelajaran panjang di dalamnya. Lihatlah kisah Bahar yang selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang ia terima. Namun di akhir Bahar telah menemukan jawabnnya hingga maut menjemput, Bahar masih menepati janjinya.

Bagaimana menurutmu novel Janji karya Tere liye ini?

Janji ini adalah garis beras dalam kisah Bahar. Meskipun tidak terlalu diperlihatkan diawal namun dari sini kita bisa belajar dari tokoh bahar yang memang tidak banyak bertebaran di Masyarakat. Tak usah jauh-jauh, lihatlah contoh diri kita sendiri apakah kita cukup amanah dengan semua janji-janji yang kita ucapkan? Apakah kita pernah melupakan janji yang kita ucapkan sendiri?

Kisah janji ini sangat cocok untuk semua kalangan, ringan, menghibur dan penuh hikmah. So What are you waiting for?

Rakkaudella,
FJ

Books review lainnya:

Leave a comment